Cinta, sebuah kata yang indah didengar, manis diucapkan, nikmat dirasakan. Cinta adalah karunia dan rohmat dari Allah ta’ala yang Dia berikan dan Dia bagikan kepada manusia. Cinta butuh kepada bukti untuk bisa diakui kebenaran cintanya. Karena siapapun bisa saja mengaku cinta, namun tidak semua pengakuan cinta itu hakiki dan sejati, dan tidak semua pengakuan cinta itu abadi. Ada tanda-tanda dan bukti cinta yang harus diwujudkan hingga bisa diketahui manakah sebenarnya cinta yang sejati dan mana yang hanya sekedar cinta palsu. Demikian pula apakah cinta itu tulus dan murni ataukah sebenarnya ada keinginan lain dibalik pengakuan cinta.
Cinta menjadi Episode penuh air mata ketika hanya dirasakan sendiri, alias bertepuk sebelah tangan. Rasanya apa pun yang kita lakukan, berdandan lebih rapih dan cantik, menjadi orang yang paling penuh perhatian kepadanya, atau mencoba membantunya mati-matian, tidak kunjung membuat si dia jatuh cinta.
Seperti curhat seorang teman yang sering mampir ke telinga saya,
" Dia hanya menganggap saya sebagai teman. Sedih sekali mengetahui itu setelah bertahun mencoba untuk menjadi yang terbaik untuknya...."
coba kita renungi sedikit kutipan di bawah ini ya....
"kenapa harus kata jatuh yang ada di depan kata cinta? Apakah cinta memang selalu identik dengan musibah dan malapetaka?
Mengapa harus kata mati yang ada di belakang kata Cinta? Apakah cinta memang selalu mengahadirkan segumpal lara dan setetes air mata?
Sejumlah kisah, sejumlah peristiwa, lahir dan tumbuh bersama cinta. Tak jarang terdapat luka disetiap akhir cerita, ya, luka yang teramat pedih. Luka yang berakhir tangisan pilu dan kesedihan abadi.
Seberapa jelekkah keadaan seperti itu sebenarnya ?
Kawan, tahu kah?
Bahwa menjadi seorang teman bagi seseorang sering kali lebih berkesan dan abadi?
Dengan menjadi teman, kita nggak perlu khawatir tampil jelek atau kucel di depan dia. Tidak perlu khawatir kalau-kalau ada cabe hijau di deretan gigi ketikan kita tertawa, atau bahkan tinta hitam karena setelah makan mie ayam kamu lupa kumur-kumur.
Jadi nggak perlu sedih ketika si dia hanya menganggapmu sebagai teman. Terima kenyataan ini, percaya pada hikmah dan kebaikan yang Allah siapkan di balik semua, dan bungkus air kesedihanmu..